Zaha Hadid, Dibenci Karena Merancang Stadion Berbentuk Seperti Itu, Malah Menjadi Terkenal
Stadion Al-Wakrah
Zaha Hadid, arsitek perempuan asal Inggris
kelahiran Irak, menjadi google doodle hari ini. Salah satu karyanya, Stadion
Al-Wakrah, sempat menuai kontroversi karena bentuknya.
Siapa yang akan menyangka desa nelayan
Al-Wakrah di Qatar akan berubah total setelah stadion sepak bola rancangan Zaha
Hadid berdiri di sana? Ya, desa dengan berpenduduk 30 ribu orang ini adalah
sebuah kampung nelayan di Qatar. Selain ikan, desa ini juga menghasilkan
mutiara. Desa itu terpilih sebagai salah satu tempat bertanding perhelatan
World Cup 2022 di Qatar.
Stadion ini menuai kontroversi dan cibiran
banyak arsitek karena mirip vulva, lubang vagina. Namun Zaha, sang perancang
dengan tenang menjawab, seperti dilansir laman berita The Guardian, “Mereka bilang apa? Semua yang berlubang di dalamnya berarti vagina?
Sebuah ketololan yang nyata”.
Yang jelas, Zaha tidaklah merancang stadion
itu sembarangan. Perempuan kelahiran 31 Oktober 1950 ini menyatakan
terinspirasi dari kapal arab kuno.
Zaha memang bukan orang sembarangan.
Perempuan yang dijuluki "Ratu Kurva" ini menghitung betul teknik
dan struktur bangunan yang ia rancang, meski memiliki desain yang sangat
futuristik.
Maklum, Zaha merupakan sarjana matematika
dari Universitas Beirut pada 1972 sebelum ia pindah ke London untuk belajar di
Architectural Association School of Architecture. Di sana Zaha bertemu Rem
Koolhaas, Elia Zenghelis, dan Bernard Tschumi. Ketiganya adalah arsitek
penggagas aliran arsitektur neo-modernis.
Kemudian ia pindah ke Rotterdam untuk
bekerja dengan Koolhas dan Zenghelis, mantan profesor pembimbingnya, di Office
for Metropolitan Architecture (OMA).
Pada 1980, Zaha Hadid mendirikan konsultan
arsitekturnya sendiri yang diberi nama Zaha Hadid Architects. Kantor ini
berbasis di London, Inggris. Sekarang, kantor konsultan ini mempekerjakan 400
staff yang tersebar di 40 negara.
Bangunan pertamanya yang lahir dari
tangannya sendiri adalah Vitra Fire Station in Weil am Rhein, Jerman, yang
selesai di bangun pada 1993. Pada dekade 1990-an dan 2000 awal, karya dengan
cepat terkenal di seluruh dunia lantaranya desainnya yang sangat neo-futuristik
tanpa meninggalkan struktur yang mantap. Sejak saat itulah pesanan merancang
datang dari seluruh dunia.
Gedung Opera Guangzhou di Cina
Sebut saja Vitra Fire Station di Jerman,
Dongdaemun Design Plaza di Korea Selatan, Riverside Museum di Skotlandia, dan
Salerno Maritime Terminal di Italia yang baru selesai dibangun pada 2016.
Kantor berita The Guardian menyebut Zaha sebagai "Ratu Kurva"
karena "Membebaskan geometri dalam arsitektur, memberikannya identitas
ekspresi baru." Karya-karya Zaha yang lain: aquatic centre untuk Olimpiade
2012 London, Broad Art Museum di Michigan State Univeritys, Guanzhou Opera
House di Cina.
Zaha Hadid adalah perempuan dan muslim
pertama mendapat Pritzker Prize 2004, empat tahun setelah Koolhas, gurunya,
menerima penghargaan yang sama pada 2000. Dua tahun berturut-turut, pada 2010
dan 2011, Zaha juga menerima penghargaan Stirling Prize dari Royal Institute of
British Architects Stirling Prize.
Tahun berikutnya, 2012, Zaha menerima gelar
Dame Commander of the Order of the British Empire dari Ratu Elizabeth II.
Kemudian, setahun sebelum dia meninggal, Zaha menerima penghargaan Royal Gold
Medal dari Royal Institute of British Architects. Sayangnya, pada 31 Maret
2016, Zaha wafat karena serangan jantung di Rumah Sakit Miami, Amerika Serikat,
tempat ia dirawat karena penyakit bronkitis.
Pada 2008, majalah Forbes menobatkan Zaha
pada peringkat ke-69 dalam daftar "The World’s 100 Most Powerful Women".
Hari ini, Zaha Hadid dinobatkan sebagai
Google Doodle untuk mengenang karya-karya Ratu Kurva ini.
Dikutib dari:
tempo.com (AMRI MAHBUB)
コメント
コメントを投稿